Neurosains Kognitif
Neurosains kognitif adalah ilmu yang mempelajari bidang syaraf utama manusia yang terkait dengan kognisi seorang individu. Jadi pada topik neurosains kognitif menekankan mengenai pikiran, daya ingat (memmory), persepsi yang menyangkut pada proses berpikir seorang individu terhadap apa yang dipelajarinya.
Harun (2003), Neurosains kognitif merupakan satu bidang kajian mengenai sistem saraf yang ada di dalam otak manusia.
Gazzaniga (2009), Neurosains kognitif adalah ilmu yang mempelajari mengenai kognisi dengan penekanan pada perkembangan maupun fungsi-fungsi otak.
Cosmide & Tooby (1992), neurosains kognitif pada dasarnya bertugas membongkar ulang otak, membedah arsitektur komputasionalnya menjadi unit – unit pemrosesan informasi yang terisolasi, dan kemudian menentukan bagaimana unit – unit bekerja baik secara komputasi maupun secara fisik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa neurosains kognitif merupakan sebuah bidang keilmuan yang terlahir atas paduan ilmu neurosains yang bergerak pada bidang saraf pusat manusia yang mana terdapat neuron, dipadukan dengan kajian ilmu kognitif yang berisi kajian studi bidang kognitif. DanBuzan (2005) menjelaskan bahwa otak manusia berevolusi dengan urutan sebagai berikut :
1. Batang otak, mengendalikan fungsi-fungsi penyangga kehidupan, misalnya pernafasan dan laju denyut jantung
2. Serebrum (otak kecil), mengendalikan gerakan tubuh dalam ruang dan menyimpan ingatan untuk respon-respon dasar yang dipelajari
3. Sistem limbik, yang posisinya sedikit lebih ke depan dan terdiri atas thalamus dan ganglia basal atau otak tengah. Sistem limbik penting bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek tetapi juga menjaga homeostasis di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh, dan kadar gula darah).
Adapun beberapa hubungan jika psikolog meminjam informasi dan teknik-teknik dari neurosains, dan sebaliknya jika para ilmuan nerosains meminjam ilmu dari psikologi kognitif, yaitu : kebutuhan untuk menemukan bukti-bukti fisik yang mendukung struktur pikiran (yang bersifat teoretik),sasaran klinis untuk menemukan korelasi antara pathologi otak dan perilaku (sintom),upaya para ahli komputer untuk membuat simulasi kognisi manusia dengan mengembangkan piranti lunak yang mampu berperilaku seperti otak manusia,dan lain sebagainya.
Terdapat berbagai instrumen yang menunjang para ilmuwan untuk melakukan penelitian di bidang neurosains kognitif, yaitu :
a. Electroencephalography (EEG), Cara kerja alat ini adalah dengan merekam sinyal listrik dari aktivitas saraf otak untuk kemudian sinyal listrik tersebut dikirimkan melalui serangkaian elektroda non-invasif dan ditampilkan pada komputer berupa sinyal-sinyal.
b. Computed Axial Tomography (CT), Mesin akan berputar mengelilingi bagian tengkorak dan akan menghujaninya dengan sinar-X. Dimana sinar ini berbentuk kipas tipis. Sinar-X ini akan melewati otak untuk kemudian direkam hasilnya oleh detektor sensitif pada sisi yang berlawanan.
c. Positron Emission Tomography (PET), Teknik ini digunakan untuk melacak penggunaan glukosa dalam aliran darah di otak. Pada dasarnya metode PET scan ini berbeda dengan CT scan. Karena pada PET sendiri menggunakan metode pengukuran partikel radioaktif dalam darah dengan menggunakan detektor.
d. Magnetic Resonance Imaging (MRI), Cara kerjanya, tubuh akan dikelilingi oleh elektromagnet yang sangat kuat yang akan menyelaraskan inti atom hidrogen yang ditemukan di air. Hasil pengukuran yang didapat adalah berbagai kerapatan atom hidrogen dan interaksinya dengan jaringan sekitarnya.
e. Magnetoencephalography (MEG), Alat ini digunakan untuk mengukur aktivitas otak dari luar kepala dengan menangkap medan magnet samar dari aktivitas otak. Hasil pencitraan dari prosedur ini adalah berupa peta aktivitas atau citra fungsional otak.
f. Transcranial Magnetic Stimulation (TMS), Bertujuan untuk mengevaluasi efek dari perubahan aktivitas listrik pada otak yang berkaitan dengan persepsi dan pemikiran. Alat ini bekerja dengan cara menempatkan tongkat yang telah dialiri muatan magnet pada kepala,untuk selanjutnya diarahkan ke lokasi tertentu di otak dalam kurun waktu yang singkat.
g. CT mikro, Teknologi ini menggunakan mikroskop untuk memindai objek yang sangat kecil,seperti bola mata ikan yang memfosil 5mm, struktur tine dari telinga bagian dalam, dan struktur akar gigi molar manusia (Solso,dkk : 2014) untuk kemudian dicitrakan dengan model 3D.
Komentar