Pengaruh Kognisi Terhadap Memori
Emosi adalah respons emosional seseorang, yaitu perasaan spiritual yang dialami oleh seseorang terhadap suatu stimulus atau peristiwa. Menurut Desmet (2002) jenis respon emosional terbagi menjadi empat bagian yaitu emosi, mood, perasaan (sentiment), dan evaluasi (emotional/personality trait). Respon emosional ini dapat dibedakan dengan melihat kondisi yang memicunya. Menurut Frijda (1994) ada dua. Adapun jenis faktor yang menentukan masing-masing jenis perbedaan yaitu:
- Hubungan Langsung dan Tidak Langsung, berkaitan dengan apakah tipe respon afektif tersebut merupakan hubungan langsung antar individu dengan stimulus yang spesifik (hubungan langsung), ataukah tipe respon afektif tersebut bukanlah tertuju pada suatu stimulus tertentu, tapi merupakan gabungan dari berbagai stimulus atau “the world as a whole” (Frijda,1994).
- Spontan dan Tidak Spontan, berkaitan dengan apakah tipe respon afektif tersebut timbul hanya dalam waktu yang singkat (spontan), ataukah aspek afektif itu timbul dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama (tidak spontan).
Pengaruh emosi telah
diabaikan dalam sebagian besar penelitian kognitif. Eysenck (1997) berpendapat
bahwa hal ini dikarenakan dominasi model-model pemprosesan informasi yang
memberikan ruang lingkup kecil untuk menguji pengaruh kondisi afektif pada
kognisi yang menghilangkan satu elemen penting dalam memprosesan informasi.
Beberapa metode telah digunakan untuk menyelidiki hubungan antara kognisi dan
emosi :
1. Stroop Emosional Dalam modifikasi tugas Stroop (1935), kepada peserta ditunjukkan kata-kata emosioanal atau netral. Efek pencampuran terjadi pada kata-kata afektif terkait dengan kata-kata netral, terutama saat kata-kata afektif berkalitan dengan skema diri yang diasumsikan sebagai dasar dari semua gangguan. Hal ini kemungkinan disebabkam oleh efek-efek percampuran yang muncul dari penyimpangan atenfisional untuk stimuli afektif yang relevan secara emosional (William, Matthews & Mcleod, 1996).
2. Tes 60 Wajah Ekman Tes ini menggunakan berbagai wajah untuk menguji menguji pengenalan terhadap 6 emosi dasar yaitu marah, jijik, takut, bahagia, sedih dan terkejut. Tes ini digunakan untuk mendeteksi kelemahan emosi. Beberapa gangguan telah terbukti bersosialisasi dengan kelemahan emosi, contohnya seperti dimensia frontotemporalis.
3. Internasional Affective Picture System Sistem gambar afektif Internasional IAPS merupakan basis data foto-foto yang bervariasi dalam emosi dan gejolak. Foto-foto tersebut biasanya berasal dari foto kecelakaan dan mutilasi, hingga foto-foto menyenangkan tentang anak anjing dan bayi. Para peserta nonklinis menunjukkan kolerasi tinggi dalam pemeringkatan mereka terhadap foto-foto tersebut dan bahwa orang-orang yang memiliki skor tinggi pada skala psikopati tidak menunjukkan perbedaan waktu respons terhadap foto-foto positif atau netral sedangkan mereka yang memiliki skor lebih rendah pada skala tersebut membutuhkan waktu lebih lama untuk merespons foto-foto positif.
4. Tugas-Tugas
Pemeriksaan Titik
Tugas-tugas pemeriksaan titik adalah suatu pengukuran terhadap atensi selektif yang digunakan untuk menguji atensi terhadap stimuli yang mengancam pada individu yang di diagnosis menderita gangguan kecemasan seperti depresi dan gangguan stress pasca trauma. Dalam paradigma ini, para peserta ditunjukkan dua stimulus singkat yaitu yang netral dan mengancam, sebelum sebuah titik disajikan pada lokasi salah satu distimulus. Peserta menunjuk lokasi titik ini secepat mungkin. Waktu reaksi yang lebih cepat sebagai respons terhadap stimulus yang mengancam pada individu yang memiliki kecemasan klinis dan diinterpretasikan sebagai atensi yang meningkat saat ada ancaman.
Komentar